Ingat Malang, Ingat Uniknya Kuliner Sejarah 'Inggil Museum Resto'

by - 5:50 AM


Materi ini dulu menjadi salah satu tugas kuliahku, saat masih berstatus mahasiswa UMM (Universitas Muhammadiyah Malang). Tugas tim untuk berlatih membuat feature yang menarik dari hal-hal di sekitar Kota Malang. Dan, yang mencuri perhatian timku adalah tempat kuliner satu ini.

Inggil Museum Resto namanya dan berlokasi di Jalan Gajah Mada No. 4 Malang. Tepatnya ada di depan hotel Aloha dan persis di belakang Balai Kota Malang. Rumah makan yang masih mempertahankan arsitektur bangunan Belanda dan khas nuansa Jawa tempo dulu.


Sepintas tak ada yang spesial dengan rumah makan satu ini. Mengingat di Malang cukup banyak kuliner dengan nuansa serupa. Tapi kamu bakal menemukan keunikan dan daya tariknya, ketika melihat lebih jeli dan coba-coba mampir untuk mengisi perut. Atau sekadar obat penasaran dan kepo semata.


Pertama dari nama rumah makan ini yang terpampang jelas dan besar di depan bangunan, Inggil Museum Resto. Dalam bahasa Jawa, "Inggil" berarti atas atau tataran. Sedangkan museum umum dikenal sebagai tempat disimpannya sejumlah benda yang memiliki nilai sejarah, berseni, dan bermakna. Bila digabungkan, maka tempat ini bisa diartikan sebuah museum sekaligus restoran berkonsep Jawa.


Konsep ini sangat kental terasa, baik dari arsitekturnya, desain interior, hingga suasana yang diciptakan. Saat masuk pengunjung resto bakal disambut dengan alunan gamelan. Menciptakan ketenangan, aura mendalam, dan sedikit mistis. Belum lagi aroma bunga segar dan kebaya kuno yang jadi seragam para pelayan.



Kedua dari koleksi yang disimpan museum ini. Paling umum terpajang foto-foto bersejarah tentang berdirinya Kota Malang. Foto-foto yang dilengkapi keterangan dan terpajang di sepanjang lorong masuk.


Masih di bagian depan, ada sebuah ruangan dengan dua meja makan besar. Ruangan ini interiornya bercerita tentang empat peristiwa besar di Malang. Selain itu, ada pernak-pernik ruangan berupa telepon kuno, wayang kulit, mata uang, mesin jahit, jam, otoped, mesin pemutar piringan hitam, hingga pelurus rambut listrik pertama pemberian pemerintah Belanda.


Satu lagi yang langka dan miris ialah sepasang lambang Kota Malang yang kini hanya tinggal satu dan satunya lagi hilang entah kemana. Lambang tersebut bergambar singa saling berhadapan dan sepintas mirip lambang klub sepak bola Arema.


Masuk ke dalam lagi, kamu bisa melihat ruangan besar berbentuk persegi yang didesain seperti kampung Jawa. Pengunjung bisa memilih makan di meja lesehan atau meja kursi. Di ruangan ini juga ada paggung untuk pertunjukan, koleksti topeng, dan barang-barang antik lainnya.


Pengelola dan pemilik resto ini, Dwi Cahyono, menjelaskan bahwa semua koleksi yang terpajang asli. Bahkan sejumlah koleksi hanya bisa ditemukan di Inggil ini. Dwi sendiri adalah orang yang aktif dalam perkumpulan budaya dan penyelematan cagar alam di Indonesia.


Dari cerita Dwi, museum resto yang dikelolanya ini dulu sempat dinobatkan sebagai salah satu restoran terbaik dari 100 restoran di dunia (1996, Madrid, Spanyol), saat masih berbentuk konsep. Resto berbalut seni dan budaya, dengan memperhatikan estetika dan berbagai unsur pendukung, untuk memberikan pengalaman berbeda pada siapapun yang datang.


Kenapa menciptakan Inggil? Itu adalah pertanyaan pertama yang ku ajukan, saat bisa berbincang dengan Dwi. Seperti di duga, dia memiliki alasan yang cukup menggelitik dan solutif.


"Konsep Inggil ini didasarkan pada keprihatinan pada masyarakat Indonesia. Khususnya kaum mudanya yang lebih suka wisata kuliner, ketimbang wisata museum. Imbasnya, orang Indonesia banyak yang tidak mengenal budaya sendiri," terang Dwi.


Inggil Museum Resto adalah solusi, untuk memberikan pengalaman berwisata kuliner sekaligus museum. Sebuah solusi yang membuat namanya dikenal hingga ke luar negeri dan jadi jujugan wisatawan dengan beragam acara internasional. Jadi tak heran, bila para pelayan fasih berbahasa Jawa dan Inggris.


Daya tarik ketiga dan terakhir ialah citarasa masakannya. Hidangan-hidangan khas Malang dan Jawa ada di sini. Semua diolah dengan cara tradisional dan bumbu-bumbu khas. Mulai dari menu seafood, daging, sayuran segar, dan sebagainya. Untuk minuman ada es beras kencur, wedang jahe, jamu, hingga jus buah.


Aku pernah mencoba langsung makanan di tempat ini dan sangat direkomendasikan. Makanan di Inggil lezat dan ini juga diamini oleh sejumlah pengunjung yang datang bersantap ria, saat ku tanya. Yang tidak kalah menarik, meski konsepnya terkesan mahal dan unik, harga makanan dan minuman di sini tergolong ramah di kantong.


Bila kamu tertarik datang, resto ini buka dari jam 10 pagi hingga jam 10 siang. Pecinta wisata kuliner dan wisata sejarah jangan lewatkan mampir ke Inggil Museum Resto, saat datang ke Kota Bunga ini. Apalagi untuk kamu yang senang berburu pengalaman baru, berbeda, unik, dan berkesan.


footnote: 
Foto-foto yang aku gunakan meminjam milik orang lain yang dicari lewat google. Foto-foto asli hasil liputan dulu sudah hilang bersama laptop yang raib waktu itu.
#KotaMalang #InggilMuseumResto #WisataKuliner

You May Also Like

0 komentar